Monday

Tips Zuhud

Setiap manusia di uji oleh Allah melalui caranya sendiri sendiri, antara hamba yang satu dengan yangn lain tentu jalan dan menu ujiannya berbeda. Orang kaya diuji dengan sombong dan kikir, orang berilmu diuji dengan ujub dan segala bentuk kesombongan terkait dengan pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan orang miskin juga diuji oleh Allah denga keputus asaan. Semua ada di blog tips kita.

Anda bisa membaca bagaimana tips mejauhi ujub atau tips dzikir agar supaya kita memperoleh kehidupan yang tenang dan damai dalam setiap jengkal langkah aktifitas yang berlangsung di dunia ini. Kali ini tips kita akan berbagi tips tentang berpaling dari harta benda dunia atau yang biasa dikenal oleh dunia sufi dengan zuhud. Bukan berarti tidak berusaha dan enggan memperoleh kenikmatan dunia, karena penulis sadar sepenuhnya bahwa setiap manusia butuh kenikmatan duniawi, karena kita juga diperintahkan untuk mencari duniawiy (al qashash: 77)

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ -٧٧-
akan tetapi berpaling yang kami maksudkan adalah berpaling dari mengagungkan harta benda dan merasa kekal dengan harta tersebut, sehingga melalaikakn bakti kepada Allah (QS. Attakatsur: 1).
Tips untuk menjauhinya adalah sebagai berikut:

1. Kekekalan dunia itu tidak sebanding dengan kesulitan mencarinya dan lamanya waktu untuk memperolehnya, ambillah sebuah contoh, pada saat kita akan makan nasi betapa susah dan payahnya menanam padi, digiling menjadi beras, dimasak menjadi nasi kemudian dimakan. Dikatakan tidak sebanding karena memakannya hanya butuh waktu beberapa jam sedangkan untuk memperolehnya memakan waktu beberapa hari. 

2. Meyakini bahwa, harta lebih bisa menjerumuskan pemiliknya kepada kerendahan di hadapan Allah dibanding dengan kemiskinan, meski kemiskinan juga mendekatkan seorang hamba Allah kepada kekufuran. Bahwa menurut sahabat Ibn Abbas ra, kelak dihari kiamat harta benda ini akan didatangkan dalam bentuk orang tua renta yang menjijikkan, tidak ada satupun orang yang senang dengan orang tua tersebut. Kemudian orang tersebut bertanya, siapakah orang ini, maka Allah berfirman, tidakkah kau kenal dia. “tidak” jawab seorang hamba. Maka Allah berfirman, itu adalah perwujudan harta benda yang dulu engkau puja ketika di dunia. Menyadari betapa hinanya mengagungkan duniawi mejadikan kita tidak rakus.

3. Memahami perumpamaan duniawi seperti yang digambarkan oleh al Qur'an QS al Kahfi:46 bahwa dunia ini digambarkan bagaikan air yang turun dari langit yang menumbuhkan tumbuhan kemudian tumbuhan itu dipanen dan habis tidak tersisa. Perumpamaan dunia yang di agungkan juga seperti itu, nampaknya kekal tetapi ketika Allah menghendaki maka akan sirna semuanya.
4. Memahami memperkaya wawasan terkait dengan hal ini seperti apa kata sebagian ahli hikmah, yang banyak mengomentari dan membahas dengan berbagai disiplin kitab, di antaranya adalah, Yahya bin Mu’adz ar-Razi, beliau berpendapat; Dunia bagaikan ladangnya Allah, manusia adalah tanamannya, maut adalah cangkulnya, malaikat maut sebagai pemanenya, kubur bagaikan lumbungnya, kiamat bagaikan lesungnya, sedangkan surga dan neraka adalah alat pemuasnya.

Dan masih banyak lagi hal hal yang berkaitan dengan tips menghindari harta benda ini. Namun yang harus digaris bawahi adalah tapi ini tidak ingin menjadikan kita sebagai orang miskin,tetapi sebaliknya dengan tips ini seorang insan lebih banyak punya jiwa berbagi kepada sesama.

Notes:
Kehidupan ini tidak hanya berbisnis, tetapi juga mewujudkan tantanan perekonomian yang merata terhadap sesama makhluk. Manusia disebut juga mahluk sosial karena itu seorang manusia yang tidak mau berbagi kebahagiaan dengan yang lain adalah sama saja dengan hidup sendirian.