Wednesday

Tips Menjadi Pendidik

Meng-impikan pendidikan yang berkualitas dan anak didik yang cerdas dan berkualitas adalah impian setiap insan di muka bumi ini, karena era modern menuntut standar kualitas bukan kuantitas. Butuh banyak komponen yang terlibat didalamnya, diantaranya adalah tenaga pendidik, murid dan keterlibatan orang tua dalam kancah kehidupan sehari harinya.

Disamping itu tentu menejemen adalah pandu utama sebagai jarum yang mengarahkan alur pendidikan tersebut. Sedangkan yang mempunyai andil besar dalam pandu ini adalah pimpinan tertinggi, pemimpin memang dituntut surplus ide, tidak hanya dengan penampilan perlente namun defisit ide. Tips Kita kali ini ingin berbagi sedikit dari yang kami ketahui, dari sekelumit yang pernah kami ingat.

1. Memberikan tauladan yang baik kepada murid, tenaga pendidik adalah instrumen mesin sedangkan sekolah adalah pabrik yang memproduk anak didik, jika PT yang kondang tetapi mesin pengelolahnya tidak bermutu tentu nama hanya tinggal nama. Karena itu syarat mutlak yang tak boleh tertinggal memunculkan potensi inner-self tenaga pendidik yang ada semaksimal mungkin dihadapan murid dengan memberi tauladan yang baik. Diantara bobroknya moral bangsa ini adalah karena defisit tauladan, baik dari atasan maupun bawahan, tidak peduli pejabat atau rakyat. Lihatlah anjuran al Qur'an (al Ahzab:21) yang mencontohkan rasul adalah central teladan dalam hal apapu.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
2. Mengenali sedini mungkin potensi anak didik, potensi adalah sesuatu yang given dari tuhan, memunculkan potensi yang telah dititipkan merupakan tujuan utama dalam pendidikan. Antara murid yang satu denga murid yang lainnya tentu mempunyai potensi yang berbeda beda karena latar belakang mereka yang heterogen.

3. Berniat hendak menyelesaikan problem anak didik, karena bisa saja anak didik tersebut mempunyai masalah, sehingga tidak mampu mengoptimalkan potensi yang ada secara mmaksimal, di sinilah letak pebelajaran, pengajaran serta pendidikannya. Masalahnya adalah bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah jika secara pribadi, seorang pendidik belum bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Pada dasarnya manusia itu bisa menerima pelajaran dan mengambil pelajaran (al I’tibar)


4. Bersabar, tidak sombong dan tidak mengedepankan kepentingan sendiri, salah satu bentuk pengejwentahannya adalah menguasai mental untuk berbuat sabar dan tidak bosan dalam mendidik. Bersamaan dengan sifat itu, kita juga didik kedewasaan dengan kekanak-kanakan mereka, karena ada beberapa hal yang ternyata tidak bisa kita kuasai sedangkan mereka mampu menguasainya.
Belajarlah dari apa yang kita lihat, dan ikutilah yang benar dari apa saja yang kita dengar, serta berbuat sesuatu yang menjadi pegetahuan bagi orang lain.