Saturday

Tips Meminimalisir Kerakusan

Kita telah tahu dan bahkan mungkin di lubuk hati paling dalam kita menyadari bahwa kita mempunyai watak rakus yang dibawa oleh setiap manusia, tinggal bagaimana kita me-menejemen watak tersebut menjadi produktif. Iya saya katakan produktif karena pada hal-hal tertentu kita butuh dengan watak tersebut.
Rakus atau tama’ atau ada orang yang mengatakan loba adalah sebuah watak yang menggambarkan keinginan yang besar untuk memperoleh sesuatu, hingga ia tidak lagi menghiraukan kemampuan dan kekutan dirinya untuk sampai kepada hal-hal yang dinginkan itu. Suatu saat kita akan butuh dengan watak tersebut misalnya dalam hal ilmu pengetahuan. Syarat utama untuk memperoleh ilmu adalah loba, seperti kata sya’ir arab
Perhatian!! Tidak kau peroleh ilmu kecuali dengan enam syarat
Akan aku beritahukan secara global macam-macamnya
Cerdas, loba terhadap pengetahuan, sabar, ongkos (biaya)
Petunjuk dari guru, dan masa waktunya yang lama

Begitu juga dalam hal ibadah manusia di haruskan untuk melihat orang yang intensitas ibadahnya lebih di atas kita, sedangkan salam hal duniawi kita di perintahkan untuk melihat orang-orang yang di bawah kita. Jika kita melihat ibadah orang alim terdahulu, seperti Umar bin Khatab yang tidak mau makan terlalu kenyang, Ibrahim bin Adham dan masih banyak lagi. Tentu mereka itu sangat loba dengan ibadah.

Yang dilarang dalam agama adalah rakus dalam masalah duniawi. Manusia ini tidak tinggi karena paling tinggi kira-kira 3 meter namun manusia yang rakus akan mengejar harta sampai andaikan hartanya di tumpun maka manusianya sendiri tidak terlihat karena tertutup harta tersebut. Lihat aja bagaimana orang yang terlibat kasus korupsi ratusan milyar, andaikan dibelikan makanan yang ia makan sehari-hari tentu mereka itu akan tertutupi oleh makanan yang ia beli dari harta korup tersebut. Subhanallah … inilah yang dilarang oleh Allah.

Tips kita akan memberikan yang terbaik untuk pembaca, dan mungkin pembaca juga akan menambah atau menyempurnakan dari keterbatasan yang kami tulis ini, di antara yang dapat di pikirkan oleh TIPS KITA adalah.
1. jika kita percaya, yakinlah bahwa manusia tidak butuh harta yang banyak di dalam mengarungi hidupnya. Yang terpenting adalah untuk ibadah. Karena itu pakailah semboyan makan untuk hidup dan bukan hidup hanya untuk makan.
2. lihatlah orang-orang yang derajat hartanya masih di bawah kita, karena hal itu akan membangkitkan rasa syukur
3. tanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam bahwa, harta bukanlah jaminan kebahagiaan, karena ada orang kaya yang justru tidak bisa menikati kekayaannya. Bayangkan jika ada orang kaya tetapi ia mengidap penyakit darah tinggi, tentu ia akan di larang oleh dokter untuk makan yang gurih-gurih
4. tanyakan kepada diri anda, apakah anda harus mengorbankan harga diri untuk memperoleh harta yang bukan haknya sedangkan mereka adalah orang-orang miskin lebih berhak atas harta yang akan kita rebut itu.
5. sering-seringlah membaca sejarah dan napak tilas kepribadian para sahabat Nabi yang selalu berbuat qana’ah dalam setiap jengkal langkahnya.
6. Jika anda saat ini dikaruniai oleh Allah harta yang melimpah, lihatlah sekeliling anda apakah mereka juga demikian, agar tidak menjadi orang yang kikir, mengingat kikir adalah awal dari kerakusan.

CATATAN:

Penting untuk diperhatikan, dengan tidak rakus bukan berarti penulis mengajak anda untuk berbondong-bondong menjadi orang miskin, tetapi hendaknya mencari kekayaan itu dengan cara yang benar. Carilah sebanyak-banyaknya tetapi jangan rakus, karena orang yang rakus akan mencari harta benda sebanyak-banyaknya meski harus mengorbankan keimanan dan harga dirinya

Dalm hidup ini kita butuh harta banyak, bahkan agama pun secara tidak langsung menganjurkan untuk menjadi orang kaya, terbukti dengan diwajibkannya haji, zakat, di sunnahkannya wakaf infak dan lain-lain itu bukti nyata bahwa ibadah ibadah tersebut memerlukan modal harta.

Most of all sentence uterence about estae in quran there is indicating that our estae to own social function, estae which we own is cooperative ownership. in its estae others we which must give.